“Wanita Cantik BertuLang Besi
Mentari boLeh beranjak pergi namun tdk dngn wanita cantik didepankuKusandarkan punggung dan membidik peta wajahmu dngn sekuntum senyuman
Kau baLas dngn sambutan penuh kekerabatan
Meski Lenganmu memerah teriris pori-pori bebatuan yg menjadi Payung Kehidupanmu
.
Kumencoba mengikis rasa penasaran yg bertabur tumpukan tanda tanya
Tentang ReaLita yang Menebas sisi kewanitaan dan Mengubur Rasa MaLumu
MemiLih jaLur kiri, waLau keLembutan Berganti Keperkasaan
KuLit-kulit putih muLus kini berubah pekat membeku hingga mengering di jiLat Mentari
.
DiseLa-seLa debu yang beterbangan “Kau Tetap Tersenyum”
Berusaha Menyembunyikan Luka yg mungkin menjadi kawand
Luka yang tumbuh dari Ledakan masa
Tak ada piLihan seLain Mengubur sisi keanggungan dan keayuanmu
.
MaLam teLah menyambut, menutupi harimu yg berseLimutkan debu bangunan
Tempat teLapak tanganmu menjamu harapan dan sandaran hidup
TidurLah daLam peLukan mereka yang merindumu
Bermimpi indahLah seLagi cacian itu tak kaudengar
.
DikauLah Wanita BertuLang Besi, Mengarungi mimpi tanpa beLaskasih reaLita
Anak-anak gadismu memiLih meLangkah bersamamu,
waLau merka tahu, ini bukan piLihan ibu,
meski mereka sadar Mereka adaLah Seorang Wanita KuLi Bangunan,, !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar