kumpulan puisi

Minggu, 28 Oktober 2012

suatu malam di sudut kota hantu

Suatu Malam di Sudut Kota hantu
“jagung rebus, jagung rebus!”
sudah tengah malam. sepasang kekasih
setia menjajakan letih harinya.
meski isi keranjang tak banyak berkurang.
aku duduk di sudut jalan gajah mada
menikmati spagheti dan cocacola
“jagung rebus nak, masih hangat!”
lelaki tua itu menyapa. suaranya letih,
seletih hari yang kerap berganti.
namun matanya menyimpan perih.
“makanlah pak, telah ada uang lima ribu
hasil jualan hari ini!”

aku masih menikmati spagheti,
dan menyimak percakapan
sebagai bising malam.
lelaki tua itu tibatiba melemah,
memegang pundakku. air matanya menetes.
sebagai kekasih, perempuan tua itu
membaringkannya di pangkuan,
“makanlah bu, sakitmu harus sembuh!”
pundakku berdarah, luka oleh titian airmata.
dan malam memeluk sepasang manusia
dengan keindahan gerimis.
“jagung rebus nak, masih hangat!”
aku membuang spagheti dan menampung gerimis
lalu melahap jagung rebus yang tak hangat.
mata pak tua itu berbinar dan senyum ibu
sehangat matahari pagi.
aku mencium wangi cendana dari jagung
yang sesungguhnya basi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar