Selasa, 30 Oktober 2012

obat sakit hati

Mungkinkan aku disini
akankah terluka lagi
menuggu cinta yang baru
karena yang dulu kini telah pergi

mungkinkah masih disini
ataukah jauh pergi
dapatkan cinta yang baru
cinta yang lama buatku luka

mungkinkah terluka lagi
cinta yang lama tlah membohongi
cinta yang baru jadi obat hati

haruskah bunuh diri
karena dulu cinta mati
tak ingin di tinggal pergi
obat hari cari pengganti

cari pengganti, simpan cadangan
bila sakit hati, masih ada pengganti
obat dalam diri, pengalaman pahit di hati
bila putus lagi, kembali ke awal lagi
3 Obat patah hati
1. Bunuh Diri
2. Cari Pengganti
3. Kembali Ke awal Lagi

Minggu, 28 Oktober 2012

suatu malam di sudut kota hantu

Suatu Malam di Sudut Kota hantu
“jagung rebus, jagung rebus!”
sudah tengah malam. sepasang kekasih
setia menjajakan letih harinya.
meski isi keranjang tak banyak berkurang.
aku duduk di sudut jalan gajah mada
menikmati spagheti dan cocacola
“jagung rebus nak, masih hangat!”
lelaki tua itu menyapa. suaranya letih,
seletih hari yang kerap berganti.
namun matanya menyimpan perih.
“makanlah pak, telah ada uang lima ribu
hasil jualan hari ini!”

aku masih menikmati spagheti,
dan menyimak percakapan
sebagai bising malam.
lelaki tua itu tibatiba melemah,
memegang pundakku. air matanya menetes.
sebagai kekasih, perempuan tua itu
membaringkannya di pangkuan,
“makanlah bu, sakitmu harus sembuh!”
pundakku berdarah, luka oleh titian airmata.
dan malam memeluk sepasang manusia
dengan keindahan gerimis.
“jagung rebus nak, masih hangat!”
aku membuang spagheti dan menampung gerimis
lalu melahap jagung rebus yang tak hangat.
mata pak tua itu berbinar dan senyum ibu
sehangat matahari pagi.
aku mencium wangi cendana dari jagung
yang sesungguhnya basi.

Puisi setitik harapan diatas kesedihan

Sepinya hari ku ini
Sepi tanpa ada yang menemani
Langkah demi langkah yang ku lewati
Hanya bayangan diri yang setia disisi
Apakah hidup ku ini akan terus begini?
Sendiri hanya berteman sepi
Apakah tak ada cinta untukku?
Pengobat hampa hati ku ini
Ketika menjalani hidup ini
Sering ku iri pada mereka
Kadang ku cemburu pada dia
Ku benci pada hidup ini
Cinta…Sayang……….
Kebahagian……..
Inginku memiliki kalian
Tapi ku tak pernah mendapatkannya
Dikala keputus asaan
Hadir dihati ini
Dikala keputus asaan
Mulai menghantui
Kau hadir dalam hidupku
Kau memudarkan gelap hariku
Kau datang seperti cahaya mentari
Yang menghilangkan gelap malam ini
Mungkinkah kau yang ku cari slama ini
Mungkinkah kau jawaban dari doa-doa ini
Inginku memiliki mu
Inginku mencintai mu
Saat ku mulai mengenalmu
Bayangan dirimu
slalu hadir dihari-hariku
Slalu datang dalam setiap mimpiku
Hanya kepada dirimu ku curahkan cinta
Dan harapanku………..
karya : uda ody

maag

MaaG

Sesuatu di dalam kepala dan perutku
seperti campuran rasa dan bunyi yang mentalu
saling aduk jadi satu
tumpah pecah denyutkan syaraf-syaraf otak
memualkan !...
semoga ga bikin muntah
setidaknya sampai tiba dihalaman rumah
duhh....
Sepertinya memang ada pesta besar
genderangnya menghipnotis
tariannya begitu menggila
usus besar usus kecil
semua saling bebet saling lilit
saling menggesek liar
ditambah denyutan urat syaraf
dan siraman pedas asam cuka asianan
melambungkan asam lambungku
tinggi melebihi perihnya
luar biasa rasanya...

jangan di sesali

Sudahlah jangan disesali
Yg trjadi biarlah terjadi
Datang dan pergi itu pasti
Hidup dan mati itu haqiqi

Bunga yang kita harapkan
Namun duri yg didapatkan
Semua tk mampu kita tebak
Tapi langkah jgn salah berpijak

Hari ini ceria indah penuh tawa
Esok bisa berubah tangis air mata
Sekarang saling cinta
Esok saling terka penuh luka
Sipandai saja bisa bertindak bodoh
Sudah berhati-hati bisa ceroboh

Sudahlah jgn diratapi
Pahit dan manis silih berganti
Berpegang tangan mari sadari
Hidup yg sudah terlewati
Tak mungkin kita kembali

Yg lalu biar berlalu
Kesalahan yg dulu biar berdebu
Jgn jadikan rantai yg membelenggu
Buatlah ia cambuk untuk kita berpacu

Jangan menyerah mundur langkah
Tegak berdiri luruskan arah
Hanya padanNya kita berserah
DitanganNya sgala masalah
Jangan pernah membantah
Itu bisa celaka parah

Kadang hasik tk sama dg angan
Ingat kita merencanakan
Tuhan menentukan

Yah memang tk mudah lalui cobaan
Kadang lupa hati adalah sumber kekuatan
Agama adalah penunjuk jalan
Dan segala poros adalah Tuhan

Kamis, 18 Oktober 2012

Puisi BUKAN UNTUKKU

Puisi BUKAN UNTUKKU
Tak mampu aku mengungkapkan keindahanmu dengan kata – kata
Karena kau teramat sempurna di mataku
Kau adalah orang yang membuatku merasakan jatuh cinta
Kau adalah makhluk Tuhan yang diciptakan untuk menjadi yang terindah
Namun kau diciptakan Tuhan bukanlah untukku
Kau tercipta untuk orang lain
Orang yang jauh lebih indah dariku
Apa kau tahu
Hatiku sakit mengetahui kenyataan ini
Mengetahui bahwa kau bukanlah untukku
Aku tak dapat lagi membendung air mataku
Aku menangis, aku sedih
Mengapa kenyataan ini begitu menyakitkan
Mengapa dunia tidak pernah memihakku
Akupun mencoba untuk melupakanmu
Aku tidak ingin melihatmu
Aku tidak ingin mendengar namamu
Aku benar – benar ingin melupakanmu
Tapi aku merasa sakit karena telah membohongi diriku sediri
Karena semakin aku ingin melupakanmu
Semakin kau melekat pada ingatanku
Aku tak tahu lagi harus bagaimana untuk melupakanmu
Tuhan, jika dia bukanlah untukku
Jangan kau biarkan aku tetap mencintainya
Bantu aku untuk melupakannya
Tapi aku berharap bahwa dia adalah untukku
Dia tercipta hanya untukku
Aku mohon Tuhan, jangan kau siksa aku seperti ini
Jika dia bukan untukku
Aku sudah berusaha untuk melupakannya
Tapi itu semua tidak ada hasil
Tolong aku Tuhan, beri aku kepastian

Tak mampu aku mengungkapkan keindahanmu dengan kata – kata
Karena kau teramat sempurna di mataku
Kau adalah orang yang membuatku merasakan jatuh cinta
Kau adalah makhluk Tuhan yang diciptakan untuk menjadi yang terindah
Namun kau diciptakan Tuhan bukanlah untukku
Kau tercipta untuk orang lain
Orang yang jauh lebih indah dariku
Apa kau tahu
Hatiku sakit mengetahui kenyataan ini
Mengetahui bahwa kau bukanlah untukku
Aku tak dapat lagi membendung air mataku
Aku menangis, aku sedih
Mengapa kenyataan ini begitu menyakitkan
Mengapa dunia tidak pernah memihakku
Akupun mencoba untuk melupakanmu
Aku tidak ingin melihatmu
Aku tidak ingin mendengar namamu
Aku benar – benar ingin melupakanmu
Tapi aku merasa sakit karena telah membohongi diriku sediri
Karena semakin aku ingin melupakanmu
Semakin kau melekat pada ingatanku
Aku tak tahu lagi harus bagaimana untuk melupakanmu
Tuhan, jika dia bukanlah untukku
Jangan kau biarkan aku tetap mencintainya
Bantu aku untuk melupakannya
Tapi aku berharap bahwa dia adalah untukku
Dia tercipta hanya untukku
Aku mohon Tuhan, jangan kau siksa aku seperti ini
Jika dia bukan untukku
Aku sudah berusaha untuk melupakannya
Tapi itu semua tidak ada hasil
Tolong aku Tuhan, beri aku kepastian

Rabu, 17 Oktober 2012

air mata oktomber

Kebiasaan di tengah malam dingin mengigit seperti ini,

aku masih berusaha memandangi bintang walau tertutup awan mendung.

Berusaha menghitungnya sebagai penghibur laraku yang terpecah melukai hati.Masih tampak dihadapan, ribuan bintang menghiasi langit yang hitam.Sekiranya Tuhan mengizinkan aku dapat mendengar celotehan bintang-bintang itu, dan sinarnya dapat berbicara,

tentu banyak kisah yang dapat aku catat dalam memory ingatan.


Kisah tempo yang menggembirakan hati, saat kau dan aku masih bersama.

Canda dan tawa menghiasi hari-hari yang indah, atau saat pertama kali ku ulurkan jemari ini memperkenalkan diri padamu,

hingga bulan oktober merupakan bulan keramat bagiku.


Karena terdapat 3 peristiwa besar yang saling beriringan.

Pertama, hari saat ulang tahunmu.

Kedua, peristiwa sehari sesudahnya, yang aku yakin masih segar di ingatanmu, meski kau telah berusaha melupakannya sama seperti aku.

dan yang ketiga, peristiwa setahun setelah itu, yang kusebut sebagai "AIR MATA OKTOBER".


Tak dapat di elakkan oase itupun terjadi.

Skenario Tuhan telah menggariskannya,

element-element bersejarah itu telah bergulir dalam setiap mozaik kehidupan yang patut di lihat.

Demikian sunatullah yang tercatat di Arasy Tuhan.


Ini catatan penting sebagai i'tibar bagi siapapun.

Mungkin aku terlalu fokus pada satu mawar, hingga aku lupa pada bunga-bunga yang jauh lebih indah.

Dan saat tangan ini tertusuk duri, seolah darahku habis menetes bersama kebencian.


Aku bersyukur.

Aku menjadi dewasa akan hal itu dan dapat lebih memahami arti sebuah mawar.


Dan saat seperti ini pula dulu terjadi.

Saat kata-kata petir pertanda hujan airmata akan jatuh." Mungkin ini yang terbaik untuk kita, jalan masing-masing ini lah yang akan membuat kita lebih bahagia. Terimakasih atas semua yang telah kau berikan dan Maaf !! ", itu katamu.


Meski cinta kita tak setegar cintanya ZULAIKHA terhadap YUSUF atau QAIS dan LAILA, tentu dibalik semua itu aku menginginkan "PERSAHABATAN" seperti yang telah kita janjikan.


Bukan maksudku mengundang air matamu,

biarlah ribuan bintang itu mengabadikan cerita cinta kita dalam galaksi Nya.

Walau aku tak mendengar celotehan nya, tapi sejarah telah mencatat dengan tinta emas yang sangat berharga sebagai pelajaran yang dapat kita petik.


Dan aku akan berdiri sendiri menunggu sampai fajar kebahagiaan itu mengakhiri malam-malam kedukaan.


Semoga lentera kehidupan yang baru itu dapat menentukan jati diri yang sesungguhnya, dari misteri gelap yang penuh TEKA-TEKI.


Terakhir, dari hati yang terdalam ini melantunkan sebaris permintaan,

semoga do'a itu dikirim kepada Tuhan, dan dikabulkan.


" Ya Allah, berikanlah ia kesehatan, semakin elok tabiat dan akhlaknya, semakin cantik parasnya, semakin cerdas cara fikirnya, serta LULUS dalam mengahadapi ujian akhir. Aamiin ".



Dari orang yang pernah menoreh cinta di hatimu


Aku.

TANPA NAMA.


TANPA NAMA.

Aku terbangun dari tdurku yang panjang
Mlihat stetes embun yang mnyiram bumi
Yang berada di permukaan daun
Daun yang seolah kring di kala panas
Berjatuhan di musim gugur

Cinta..........
Knapa kau pergi di saatku menginginkan mu
Layaknya malam menginginkan bulan
Lalu bulan menginginkan chaya mentari

Cinta....
Kau mninggalkan bekas yang tak terhapus
Luka yang bersemayam
Dan rindu berbalut kecewa

Apakah ini cinta.....?
Cinta yang hilang
Aq tak tau ituu...
Aq tak tau sebab knapa kamu hrus pergi dari sisiku
Ap aq tak layak untuk mu.....?
Ataukah kamu........?

Apakah itu....
Cinta mu menyesatkan. Fkiranku
Mngapa kau tak mmbawa cinta ini pergi bersama mu
Oh tuhan
Angkat ia dari sukmaku...
Bawa ia pergi

bersama mu begitu indah dahulu,tapi maaf kuharus lupakanmu...


Melupakan hal-hal manis bersama mantan kekasih bukan hal mudah, terlebih bila Anda dan dia putus secara baik-baik. Namun mutlak, hal itu harus dilakukan. Anda harus beranjak dari masa lalu, menghadapi masa depan dengan orang-orang yang Anda sayangi.

Mungkin Anda berdalih, "saya hanya ingin menjaga hubungan baik", atau "we're just friend". Anda perlu berhati-hati, sebab di situlah 'bahaya' mengintip. Siapapun tak akan bisa menjamin "bara" itu tidak akan kembali menyala. Tak terlalu masalah bila Anda berdua masih single, namun hal itu akan sangat menyakitkan bila Anda atau dia sudah sama-sama memiliki pasangan baru.

Cara terbaik melupakan mantan adalah dengan menghadapi kenyataan; bahwa Anda dan dia saat ini memiliki kehidupan sendiri. Bila Anda masih kesulitan, cobalah beberapa tips berikut. Agak keras, memang, tapi percayalah, ini akan berhasil!

1. Hindari curhat dengan mantan
Selama kita masih punya keluarga, sahabat, atau teman dekat sebisa mungkin hindari curhat-curhat dengan mantan pacar. Dengan alasan untuk menjaga tali silaturahmi, kadang-kadang banyak orang yang tetap berhubungan sebagai teman walaupun sudah tidak berpacaran lagi. Dan ketika bermasalah dengan pasangan yang sekarang, biasanya berusaha mencari tempat curhat yang lain, yaitu teman dekat atau bisa juga mantan pacar. Hal inilah yang bisa menjadi celah masalah baru akan timbul.

2. Putuskan kontak
Jangan berusaha menghubungi mantan pacar, baik lewat telepon, SMS, chatting maupun e-mail. Sebaliknya abaikan juga semua telepon, SMS, chatting dan e-mail darinya. Sangat tidak adil jika kita masih mengirim SMS kepada mantan, sementara kita sudah memiliki orang yang sangat kita kasihi.

3. Menghapus memori
Tidak perlu menyimpan benda-benda kenangan masa lalu, foto atau benda-benda lain yang pernah diberikan sang mantan kepada kita. Karena ketika benda itu masih dekat dengan kita, pasti kita akan mengingatnya terus.

4. Jangan bernostalgia
Usahakan jangan datang ke tempat-tempat yang pernah kita kunjungi bersama mantan pacar, sebab hal ini justru bisa membuat kita kembali teringat padanya.

5. Hapus profil mantan dari facebook
Hapus juga dia dari akun friendster atau situs jejaring sosial kita. Ekstrim. Tapi ini penting, untuk menghindari keinginan kita "mengintip" seluruh kegiatannya.

6. Lebih dekat dengan keluarga
Saatnya Anda lebih berkonsentrasi kepada orang yang jauh lebih peduli; keluarga dan sahabat. Jika Anda sekarang masih single, mungkin saja akan ada orang yang dapat mencintai Anda secara lebih pantas.

7. Tidak ada istilah "teman baik"
Banyak di antara kita yang berdalih sekarang hubungan dengan mantan sekarang hanya sebatas teman baik, sahabat. Namun perlu Anda ingat, persoalan akan menjadi lain kalau hubungan pertemanan itu diketahui oleh pasangan masing-masing. Kalau pasangan menyetujui, tidak masalah. Namun biasanya, pertemanan dengan mantan kekasih cenderung disembunyikan. Inilah yang menjadi bibit penyakit.

8. Menempatkan posisi kita ke dalam posisi orang lain
Coba saja kalau ternyata pasangan kita yang sekarang ternyata masih juga berhubungan dengan mantan pacarnya, apakah kita tidak akan cemburu? Orang-orang yang masih ingin berhubungan dengan mantan pacarnya sebaiknya berkaca pada diri sendiri dan menyadari apakah dia sendiri akan rela apabila hal seperti itu terjadi padanya.

hari jumaat aku mendapatkan hidayah


ini aku tulis sendiri : Jalan Kebenaran Kutemukan dalam Islam
Aku dilahirkan di Kota semarang, 25 okt 1980. Lingkungan keluargaku bukanlah tergolong orang Kristen sekuler. Tetapi mereka boleh dibilang fanatik dengan berbagai prinsip kekristenan. Papaku bernama thomas salyo, sedankan ibuku bernama jumiati
ibuku beragama islam

Terus terang saja, aku beragama Kristen lebih disebabkan ayah ku . Bukan karena ketaatanku sebagai pengikut Yesus Kristus. Bahkan secara pribadi kuakui, bahwa aku tidak pernah bisa memahami ajaran Kristen secara mendalam.
karna ibu ku juga mwndidik aku secara islam, aku bingung harus mana yg aku yakini

Yang ku ketahui, hanyalah beriman kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai juru selamat bagi seluruh manusia, seperti tertulis di kitab Yohanes 14:6 (kata Yesus kepadanya:"Akulah jalan kebenaran dan hidup, Tidak ada seorangpun yang datang jika tidak melalui aku.")
Namun sekali lagi kukatakan, apa arti dan makna sesungguhnya juru selamat di dalam Yesus, hingga kini, kuanggap hanyalah merupakan kisah Fiktif yang tidak akan pernah berubah menjadi nyata.

Masih kuingat, jika pastur membawakan khotbah pada kebaktian misa kudus, bisa dipastikan temanya berkenaan dengan "kasih Kristus" utnuk semua orang. Tetapi buatku, khotbah itu sama sekali tidak menyentuh. Apalagi sampai meresap di dalam hati dan pikiranku.

Bahkan terkadang aku merasa sangat tertekan apabila harus mengikuti kebaktian di gereja. karena acara kegiatan rohani yang sering kurasakan begitu padat, hanya membuat kepalaku pening. Bagaimana tidak ? Aku menyaksikan para kawula mudanya, lebih memanfaatkan pertemuan kebaktian di gereja, tak ubahnya bagaikan tempat "pameran busana".

Hingga aku berkesimpulan, bahwa ajaran agama Kristen tidak mampu mengubah akhlak manusia pada jalan yang lebih baik menuju jalan kebenaran dan hidup. Adapun fakta lain, apabila hari Natal dan Tahun Baru tiba, umat Kristen di seluruh dunia memanfaatkan sebagai kesempatan untuk berpesta pora dan mabuk-mabukan.

Natal yang suci itu, tak ubahnya bagaikan pesta maksiat. Pemandangan seperti itu, bagiku tidak asing lagi. Mungkin ini sudah menjadi tradisi untuk orang-orang kawula muda, Sungguh aku merasa sedih dan sangat terpukul apabila menyaksikan kenyataan ini.

Tersentuh Suara Adzan

Sejak aku mula meragukan isi yang terkandung dalam Alkitab, bersamaan dengan kondisi seperti ini, aku merasa lebih akrab bersahabat dengan kawan-kawan yang beragama Islam. Tentu saja ada hal yang sangat menyentuh nuraniku. Terutama ketika umat Islam mendengarkan seruan untuk menunaikan ibadah Shalat melaui Adzan di masjid atau pun mushalla.

Entah mengapa, sekalipun aku masih penganut agama kristen, tetapi bila adzan dikumandangkan dengan alunan suara yang indah, maka hati dan jiwa ini, terasa begitu damai dan sejuk

Namun, sudah menjadi suatu kebiasaan di lingkungan keluargaku, kalau umat Islam merayakan Idul Fitri, kami umat Kristen memberi ucapan selamat idul fitri
karna ibuku beragama islam, dan setiap idul fitri ibu ikut merayakan .


Pada kesempatan seperti ini, aku mulai membandingkan perayaan Natal dengan Hari Raya Idul Fitri. Perbedaan jelas sekali. Umat Islam tampak sangat bersahaja, dan aku dapat merasakan bahwa umat Islam memanfaatkan hari yang suci itu sebagai bagian dari ibadah menuju ketakwaan.

Setelah aku menempuh perjalanan batin yang cukuk melelahkan, karena harus menerobos berbagai rintangan dari keluarga ku. Alhamdulillah, tepat pada hari Jum'at tanggal dan hari aku lupa,,,, kutinggalkan agama anutanku yang lama (Katholik), dan secara ikhlas masuk agama Islam di semarang.

Akhrinya aku memilih Islam berkat bimbingan keluraga dari ibuku
 Insya Allah, melalui kesaksianku dalam rubrik Mengapa Aku Pilih Islam, bisa bermanfaat untuk makin memperkuat benteng pertahanan iman dan Islam kita, sebagaimana firman Allah SWT. dalam QS. Al. Maaidah ayat 3, "Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah kuridhai Islam itu agama bagimu.

kisah si tukang bangunan


Puisi ini sampai padaku seolah nyanyian – dari repetisi suatu identitas seseorang, yang disebutnya sebagai pak tukang – “pak tukang pak tukang”.
Tentu saja kita sudah bersiap membaca puisi ini: dari judulnya, “kuli bangunan”, sebuah lanskap orang miskin, lamat lamat sudah bangkit di dalam jiwa kita. Bahwa kita akan bertemu dengan kehidupan kuli bangunan yang miskin. Sebab identitas kuli bangunan, adalah suatu profesi yang jarang membuat manusia kaya. Kuli bangunan, bahkan adalah suatu pekerjaan yang tak menetap – pekerjaan paro waktu. Dan itu: miskin.
Tapi dari cara penyairnya membuat diksi dalam puisi, kemiskinan yang kita bayangkan itu – sebuah dunia penuh amarah, sesosok fisik manusia yang digambarkan menggeletarkan urat urat di wajahnya, tak kita jumpai. Tapi suatu cara penyebutan yang ramah, bahkan mengesankan suatu cara hadir di masa kecil kita dulu: suatu nyanyian “tut tut tut siapa hendak turut, ke bandung Surabaya”.
Seperti itulah: suatu nyanyian datang dari dunia anak yang gembira, akan suatu profesi dunia orang dewasa, di mana sang anak belum mengerti pelik dan pedihnya suatu pengalaman hidup, dan karena itu berteriak, meneriakkan jiwanya yang netral dan hidup, ke dalam nyanyian.
“Pak tukang pak tukang”, membawa suasana masa lalu seperti itu kepadaku. Juga larik larik sesudahnya – seolah nyanyian, seolah pertanyaan pertanyaan yang datang dari suasana hidup yang gembira.
Tapi tidak: kepedihan hidup menyelinap dari dan di antara tiang tiang dalam larik puisi.
Puisi seolah larik larik puisi yang berupa tiang tiang hidup. Atas mana seorang penyair membangun dunia puisinya dari tiang tiang hidup yang diserapnya. Tiang yang berupa potongan besar dari gejala kehidupan, bukan tiang biasa, di mana di atasnya, didirikan bangunan kehidupan. Tapi tiang hidup yang bernama matahari – berdiri vertikal dalam hidup kita ini, membentuk sambungan antara langit dan bumi – tiang.
Dan seseorang memburu tiang hidup itu ke sebuah tempat: seolah tiang itu atau matahari sebagai tiang adalah suatu tonggak panjang raksasa, terpancang di tengah angkasa memanjang sampai ke langit. Tiang di mana tiap manusia bisa memanjatnya dan naik ke atas langit. Bertanya kepada langit tentang hidupnya sendiri. Mengintip ke atas langit atas hidupnya sendiri. Matahari yang kita pipih dan padatkan, dan kini bergerak sebagai tiang yang terpancang sebagai tiang raksasa di tengah semesta.
Tapi tidak seperti itu: tiang tadi bergerak dalam imajinasi saya belaka, dari suatu pancingan penyair yang menggambarkan seorang kuli bangunan memandang matahari darimana tempatnya berdiri, dan lalu melakukan pergerakan dengan berlari ke sebuah tempat – seolah manusia yang berpindah pindah untuk mengejar nasib dari hidupnya agar hidupnya membaik. Seolah kulihat tiang terpancang – tiang bernama matahari, di suatu tempat lain ke arah mana kuli bangunan itu berlari mengejarnya.
Tapi puisi ini belumlah sesurealis itu: mataharinya adalah matahari biasa, matahari di mana siang-nya seolah ditutupi oleh awan hidup bernama ketidakjelasan – matahari sebagai lambang harapan, dan lambang itu kok tak mengandung kejelasan tentang suatu harapan, atau mengapa harapan itu tercekat; sehingga seseorang – kuli bangunan itu, memerlukan pergerakan untuk berpindah, mengejar matahari itu

“sampai ke sini”.
“sini yang mana? Sini di mana?”
Di sinilah menariknya puisi ini: sini itu bukanlah sebuah tempat nyata, tapi sini dari suatu abstraksi: sini, dari tempatnya kuli bangunan bergerak, ke sini lain, dari tempatnya sang penyair mengayunkan imajinasinya.
Siapakah sang penyiar yang memindahkan dirinya sebagai aku lirik dalam puisi? Rupanya ia seorang arsitek. Identitas ini menambah pembacaan: kita bergerak menjadikan sini yang dimaksud adalah sini dari suatu kawasan gedung gedung pembangunan. Suatu kawasan yang hendak dibangun. Jadi sang kuli bangunan bergerak dari posisinya semula – tepatnya dibayangkan bergerak oleh aku lirik di dalam puisi, dari suatu tempat yang mataharinya tak memberikan harapan, ke suatu tempat lain yang mataharinya dikiranya memberikan harapan.
Jadi pergerakan ganda dari harapan ganda yang bernama matahari: di mana matahari pertama sebagai matahari yang mandul, dan sang kuli bangunan bergerak mengejar matahari yang dikiranya akan memberikakannya anak anak kehidupan. Tapi pun di sini matahari itu hanya mandul belaka. Janji janji hanya ditukar dengan “kulit legam”, yang “berkilat dengan keringatnya”, dan hanya itu yang mampu diberikan sang matahari – lambang dari harapan hidup itu: hanya mampu memberikan perubahan warna kepada sang kuli bangunan, yang kini kulitnya telah menjadi legam. Bukan memberikan perubahan atas mana kehidupannya disandarkan pada sebuah profesi: kuli bangunan itu.
Puisi yang baik membawa arah arah lain dari larik lariknya. Seolah larik larik itu adalah tempat sembunyi yang berselang seling makna – seolah kita bisa berlari lari dari suatu tiang ke tiang lain di dan pada larik larik puisi.
Begitulah kesan itu segera gugur manakala kita merenungkan kembali pertalian tiang tiang larik dalam puisi. Bahwa sang kuli bangunan memang sudah membawa kulit legam dari asal mula dia datang. Bahwa penderitaannya sebagai manusia miskin sudah ada sejak mula. Dan dia memburu matahari sampai ke sebuah tempat yang lain: menjadi kuli bangunan di sebuah pembangunan gedung gedung – gedung gedung berupa matahari harapan bagi hidupnya. Gedung matahari yang berjanji kepada manusia di bawahnya, bahwa siapapun di bawah matahari akan bisa mengupayakan hidupnya lebih baik.
Tapi nampaknya matahari itu ingkar janji, dan sang kuli bangunan bergerak untuk mencari matahari lain lagi. Matahari yang dengan cepat disergah oleh aku lirik dalam puisi ke sebuah larik pertanyaan: bukankah matahari yang sama itu seharusnya telah memberikan janjinya di tempatmu semula, wahai sang kuli bangunan?
Jadi kita melihat seolah olah sang aku lirik dalam puisi, adalah juru bicara yang seakan melihat harapan dari sinar matahari kepada sang manusia yang mengejarnya – kuli bangunan itu, harapan yang dinyanyikannya dalam suatu larik puisi yang amat indah: pak tukang pak tukang/apa kurang terang matahari di tempatmu/hingga kau buru sampai ke sini?
Larik yang indah, karena sang aku lirik sedang, nampaknya disadarinya, mengayun ngayunkan sebuah pertanyaan filosofis kepada kita manusia, bahwa suatu nasib yang dilambangkan dengan matahari itu, bisa menampakkan kekurangan cahayanya di suatu tempat, tapi kelihatannya akan bercahaya di tempat yang lain.
Tapi pergerakan puisi di bawahnya tak menampakkan perubahan cahaya bagi manusia yang bernama kuli bangunan itu. Matahari bagi sang kuli bangunan nampaknya adalah matahari yang sama, hanya menambah legam kulit dari sang kuli bangunan, bukan menambah atau mengubah makna sang manusia kuli bangunan, walau ia telah menjadi tambah legam karena pekerjaannya sebagai seorang buruh bangunan yang terbakar di bawah matahari.
Kesadaran semacam itu telah mengubah wajah dalam puisi. Yakni wajah yang bergerak tanpa kata oleh sang kuli bangunan, di mana sejak awal sang kuli bangunan hanya digambarkan pasif, pasifis yang pas sekali dalam suasana mandor dan buruh dalam tata letak pekerjaan berupa bangunan, di mana sang kuli bangunan nampaknya tak memiliki suara selain hanya pengangkut semen atau pengaduk semen, yang atas perintah sang mandor dia melakukan pekerjaan itu. Dan perubahan wajah dalam puisi berupa kesan yang dicatat oleh sang aku lirik dalam puisi, sebagai berpindahnya harapan tadi, kini menjadi suatu sikap dendam sang kuli bangunan, dendam yang tak terkatakan, dendam tak terucapkan. Hanya rasa sakit dalam hati belaka.
Tapi tampaknya kini sudah dikuit oleh perasaan peka dalam diri sang kau lirik dalam puisi. Ia katakana dendam itu, atau tepatnya, ia bentuk dendam itu ke dalam larik larik puisi. Ia panggil hujan sebagai kontras, dari suatu panas matahari. Bahkan ia ubah tubuh sang kuli bangunan menjadi seolah benda mati di sana: tubuh sang kuli bangunan yang bukan lagi hanya tak memiliki inisiatif dalam seluruh tata pekerjaan, tapi telah bergerak menjadi seolah “baja tuangan”, yang telah ditata oleh air hujan. Jadi air hujan di sini bukanlah untuk mendinginkan hati sang kuli bangunan karena tubuh panas disengat matahari, atau hati panas yang perlu disiram oleh dinginnya air – air hujan. Tapi malah telah mamatikan seluruh kediriannya sebagai manusia – manusia kuli bangunan, yang pasif dan tak memiliki hak jawab dan hak berkehendak itu.
Di sini kembali kita digoyang goyang oleh larik larik puisi pada bait kedua puisi. Bahwa ada penafsiran lain yang kita lihat di suatu sudut sempit itu, yang jarak dari tiang tiang matahari puisi begitu rapatnya dibuatkan oleh sang penyair.
Bahwa:

“ada dendam apa antara kau dengan hujan,
hingga tak kau pedulikan datangnya ?
bicara pun tidak kau padanya.”
Adalah sebuah catatan yang dibuat sang aku lirik atas denyut dan degup sang kuli bangunan. Bahwa ia mengamati walau, sang kuli bangunan, sejak awal puisi, tak pernah kita dengar suaranya, adalah suatu organisma hidup yang mungkin saja dilihat oleh sang aku lirik dalam puisi , tapi tak terlihat pada kita: sebuah body language yang disembunyikan dalam puisi, hanya disugestikan oleh sang penyair ke dalam bentuk bentuk pertanyaan seperti di atas itu: “ada dendam apa antara kau dengan hujan”.
Dan puisi ini terus meluncur dengan catatannya, ke dalam suatu nasib buruk yang tak bisa diubah, walau sang matahari sudah dipindahkan oleh sang kuli bangunan. Dalam larik larik yang menjadi puncak nyanyian sang penyair – tepatnya: puncak dari pertanyaan sang penyair, akan nasib buruk yang menimpa manusia, manusia kuli bangunan, yang tak mampu diubahnya.
Catatan yang meluncur membentuk nyanyian sedih dalam puisi. Sebagai nyanyian sedih dari hidup ini sendiri – hidup sang manusia kecil, dengan nama sang kuli bangunan. Yang indah tapi hanya menjadi kayu bakar dalam kebesaran gedung matahari manusia.

“pak tukang … pak tukang …
betapa indah rajah tanganmu
pada dindingdinding gedung kami.
rumahmu sendiri,
sudahkah kau ganti anyaman bambunya?”

Bersama sang penyair, yang bergerak menjadi aku lirik dalam puisi, kita pun membisikkan nasib manusia ke dalam nyanyian: pak tukang pak tukang, kapan palu yang kau pukulkan itu, mengubah nasib hidupmu?
______________
kuli bangunan

pak tukang … pak tukang …
apa kurang terang matahari di tempatmu,
hingga kau buru sampai ke sini ?
hanya untuk kau tagih janjijanjinya.
bukankah kulit legam, berkilat, dan berkeringat itu
dia juga yang sudah warnai ?

pak tukang … pak tukang …
ada dendam apa antara kau dengan hujan,
hingga tak kau pedulikan datangnya ?
bicara pun tidak kau padanya.
bukankah tubuhmu yang baja tuangan,
dia juga yang menatahnya ?

pak tukang … pak tukang …
apa kurang kental darah di nadimu,
hingga kau infuskan berbotolbotol anggur merah ?
sebentar dia akan merayap, menikam, dan membunuh indramu.
apa kurang mabuk dan terhuyunghuyungmu,
juga pucat pasimu di gelombang laut jawa ?

pak tukang … pak tukang …
betapa indah rajah tanganmu
pada dindingdinding gedung kami.
rumahmu sendiri,
sudahkah kau ganti anyaman bambunya ?
pak tukang … pak tukang …


Puisi tukang bangunan untuk sang kekasih.
Puisi tukang bangunan untuk sang kekasih

O gadisku kau sangat cantik
Senyum manismu bagai canopy rumah
Kakimu indah bagai pilar bangunan yang kokoh
Di balik senyummu, tersusun gigi serapi batako yang ku susun
Mulusnya kulitmu bagai dinding yang telah didempul

Indahnya dirimu dalam balutan warna nan cerah
Kau adalah mahakarya arsitektur yang menawan
Sayangku tak kan hilang terkikis waktu
Karna yakinlah rumah cintaku telah ku bangun dengan fondasi full beton

-----
Pas baca status fb adekku, aku jd pengen ngepost puisinya yg aneh.
Maaf kalo kesan nya main2.
Tp tukang bangunan jg bisa berpuisi.
Puisi ini telah di tambah beberapa kata untk mendramatisir wkwk.

Tukang bangunan
Ada sebuah analogi yang mungkin sudah sering terdengar,, tapi mungkin dapat mengingatkan kita semua…
Ada dua orang tukang bangunan yang sedang bekerja…….
Salah seorang tukang bangunan ada di atas, sebut saja Doni……..
Dan yang seorangnya lagi ada dibawah, sebut saja Jaka………
Doni yang berada di atas ingin memanggil Jaka yang berada dibawah, namun karena suara yang bising suara Doni tidak terdengar oleh Jaka.………
Akhirnya Doni berinisiatif untuk melempar jaka dengan sebuah koin yang ada di kantongnya. …….
Ia berpikir jaka akan menengok ke atas dan akan melihat dirinya…..……
Namun Jaka tidak menengok ke atas, ia justru hanya mengambil uang koin yang tadi jatuh malah di kantongin lagih…….
Karena Jaka belum menengok juga, Doni melemparkan uang koin itu lagi………
Dan hal yang sama terjadi berulangkali………..
Sampai koin yang ada di kantong Doni habis………
Ia tidak kehabisan akal ia melempar sebuah batu kecil ke bawah agar si Jaka menengok……
Dan BERHASIL!!!!!
Jaka menengok ke atas sambil berkata “ Woi, Ati2 lo kalo ada di atas! Liat2 orang yang dibawah, kalo kena kepala gw gimana?? Mw tanggung jawab lo???”
Mungkin itu analogi yang cocok untuk menggambarkan atas apa yang Allah telah berikan kepada kita.
Kalo diibaratin koin-koin yang jatuh itu adalah nikmat yang udah kita terima.
Mungkin kita harus melihat ke arah-Nya atau kata lainnya bersyukur.
Jangan sampe malah kita jadi lupa pada-Nya alias kufur.
Yang ada malah nantinya kita juga bakalan kena timpuk batu kecil kayak si Jaka.
Alias malah di uji dengan cobaan, yang tujuannya gak lain gak bukan biar kita melihat ke arah-Nya alias inget kepada-Nya.
Bukan malah “memarahi”-Nya atau jadi bersu’udzan kepada-Nya.
Kita harus ingat bahwa nikmat-nikmat yang sekarang ada dalam diri kita adalah pemberian Allah semata.
Kalo malah jadi su’udzan dan “ngomelin” bahkan “maki-maki” Yang Di Atas nantinya malah bukan batu kecil lagi yang dateng.
Bisa beton atau yang lainnya…
…….Yang jelas mulai sekarang inget dah sama apa yang Allah telah berikan ke kita.
………….JANGAN LUPA BERSYUKUR
….Daripada “ketimpuk malah batu” Iy g????


Seribu Puisi Kuli Bangunan

setiap jam dibumbui dengan bumbumu
menjadi santapan teramat lezat sepanjang siang

aku selalu bilang bahwa wajahmu secantik otaknya
konsultan perancang gedung, dimana tak sedikitpun
sudut yang keriput sehingga tubuh gedung tersebut
sungguh kokoh, memiliki pondasi yang tertanam ganda
dan apabila ada guncangan gempa dahsyat menggoyang
maka dipastikan berdirimu imbangi
gunung kerinci - gunung singgalang.



  aku punya banyak teman kuli
tapi kenapa pekerjaan mereka dicap pekerjaan kelas rendah yang dihindari ?
kalo anda pernah pegang arco,sekop,dan motongin besi
pikiran anda akan segera berubah.
untung anda belum pernah...

mereka orang-orang yang rendah hati
meski omongannya selalu car-cor slonong boy
mungkin sebagai obat kesal,karena karya mereka diklaim dan diberi label
MAHA KARYA PT TAMBAL SULAM, PERSEMBAHAN DARI LANG LING LUNG ,ANOTHER PROJECT RARA

PIRAMIDA,CANDI PENATARAN,MENARA EIFFEL
mereka tak pernah belagu mengklaimnya untuk komersil
paling hanya untuk dongeng anak-anak mereka dikala malam
hanya untuk membuat mereka bangga pada ayah mereka

Pernahkah anda lihat film-film tentang anak mereka yang sukses meski ayahnya kuli
tentunya anda akan trenyuh dan sibuk mengasihani
jangan salah,mereka bukan orang yang gampang mengkasihani diri,minta THR,dan marah-marah kalo perusahaan tidak lagi memekerjakan mereka.

banyak yang bilang kuli orang kasar,
tapi jika anda mengenal mereka
cobalah datang kerumah mereka
mereka pasti selalu menghidangkan masakan kekeluargaan dan penuh cinta
guyonan hangat bersama seluruh keluarga sederhana

Guyonan mereka selalu bersahut-sahutan dan berbantah-bantahan
tentang lingkungan hingga tentang politik
ada yang sok tau,ada juga yang 'nyemoni'
tak lebih dari guyonanku di FB
apa mungkin karena aku juga kuli ya?hehehe

kalo aku menyebut aku kuli
bukan karena aku merendah
aku tak mau membuat guyonan profesi tersebut
karena kuli adalah rekanku terbaik.patner terbaik


Foto dibawah sebagai pengingat bagiku,
agar bekerja all out demi keluargaku
agar aku ingat profesiku dan profesi kuli bersifat simbiosis mutualisme,
dan apabila ada kesuksesan dalam pekerjaan Proyek
aku tak boleh lupa kalau itu bukan karyaku.


Puisi cinta Tukang semen "Mengukir kata cinta di atas pasir."
Tukang semen berpuisi cinta :

Kuukir kata cinta untukmu di hamparan pasir,
namun dapat terhapus dengan mudah oleh angin air dan tangan.
Sekarang ukiran kata cintaku padamu tak akan lagi terhapuskan, karna sayangku, pasirnya sudah kucampur dengan semen dan air.

==
sebuah puisi iseng karya adekku ...




Beberapa hari lalu saya berkunjung ke blog teman.Pada sebuah artikel di blog teman tersebut ada sebuah cerita bagaimana dia merasa bersalah dan sedih karena selama merantau ke Jakarta ,dia belum menjadi apa-apa,belum bisa membahagiakan orang tua dan kerabatnya.Entah cerita temanku ini fiksi atau tidak,yang pasti ceritanya itu seperti menampar perasaanku,seakan menguliti realita hidup saya yang bisa dibilang masih ‘abu-abu’ selama merantau di Jakarta.
Pada suatu titik perjalanan waktu saya terkejut mendapati apa yang telah saya lakukan,dan menemukan kenyataan diri bahwa saya hidup di dalam sebuah ‘rumah’ yang saya ciptakan sendiri. Ternyata saya bukanlah siapa-siapa,belum menjadi apapun. Kenyataan ini saya dapati saat berkontemplasi membandingkan diri sendiri dengan keadaan hidup eks teman sekolah,eks teman kuliah,rekan sekerja,mantan rekan sekerja,kerabat,hingga mantan teman satu kost. Saya baru menyadari terlalu banyak jalan zig zag yang saya lalui.Seandainya saya menjalani hidup dengan cara yang berbeda…..Ahh,saya tak akan lama bermuram diri,hidup harus tetap melangkah !!! Saya teringat pada sebuah cerita yang pernah saya baca,saya sudah lupa dimana saya baca cerita ini,namun saya ingat kisahnya…

Seorang tukang bangunan senior bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah perusahaan konstruksi real estate. Tukang bangunan tersebut menyampaikan keinginannya pada pemilik perusahaan. Pemilik perusahaan merasa sedih akan kehilangan salah seorang karyawan terbaiknya. Pemilik perusahaan kemudian memohon kepada si tukang bangunan senior itu untuk membangun sebuah rumah untuk terakhir kalinya di perusahaan real estate tersebut.
Tukang bangunan menyetujui permohonan pemilik perusahaan itu.Tapi  sebenarnya tukang bangunan itu merasa malas karena otaknya sudah berpikir ingin cepa-cepat pensiun,sehingga ia mengerjakan bangunan rumah itu dengan tidak sepenuh hati. Dengan ogah-ogahan tukang itu mengerjakan proyek bangunan rumah. Tukang itu hanya menggunakan bahan-bahan bangunan ala kadarnya.
Akhirnya selesailah bangunan rumah yang diminta oleh pemilik perusahaan itu,tapi hasil bangunan rumah itu tidak baik atau tidak sesuai standar seperti biasanya. Pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya,lalu tiba-tiba pemilik perusahaan itu menyerahkan sebuah kunci rumah dan sertifikat rumah kepada si tukang banguna senior. Pemilik perusahaan itu berkata,”Ini,ambillah kunci dan sertifikat rumah ini.Ini adalah rumahmu!Saya memberikan rumah ini buat bapak,hadiah dari perusahaan…”
Betapa terkejut si tukang bangunan senior.Betapa menyesalnya dia.Seandainya saja ia tahu bahwa ia mengerjakan rumah untuk dirinya sendiri,tentyu ia akan mengerjakannya dengan cara yang maksimal. Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tidak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.
Cerita diatas adalah simbol perjalanan hidup kita. Kadangkala,banyak dari kita yang lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang mengupayakan sesuatu yang terbaik.Bahkan pada bagian-bagian terpenting dalam hidup,kita tidak memberikan yang terbaik.Karena itu biarlah dalam kehidupan,kita mengerjakan sesuatu dengan sikap hati dan motivasi yang benar,tidak ogah-ogahan,sehingga hasilnya pun akan maksimal dan memuaskan.

DETIK2 AYAHKU MASUK ISLAM


DETIK2 AYAHKU MASUK ISLAM

ini aku berbagi kisahku
aku gak yangka kalu ahirnya ayah ku masuk islam subhanalloh maha suci tuhan yg telah memberi ayah ku hidayah. yg lebih aneh nya ayahku berusia 83 tahun,, klaw mata nya alhamdulillah bisa liat dan telinga nya agak tuli. law ngomong nya alhamdulillah jelas.
tapi mengapa tiba2 ayah ku bisa mendengar walau pun sy ngomong pelan.
mungkin ini keajaiban allah ataw berkat doa anak nya yg memohon terus menerus agar ayah nya di beri hidayah sebagaimana allah telah memberi kan saya hidayah,??
dalam doa ku..
ya... allah yg maha memberi keajaiban dan maha pengampun lagi mah penyanyang.
ya,, allah jangan lah enkau matikan mata hati ayahku dan jangan lah enkau tulikan telinga ayahku
jangan lah engkau butakan mata ayah ku,, ya,, allah aku mohon kabulkan lah doa ku ini,,???

nah itulah doaku, aku menangis dan menjerit pada siapa lagi aku mengadu,, hanya pada allah aku pasrahkan,
ketika ayah ku sakit aku sempat diskusi sama ayahku,
aku berkata.... ayah kalau tanti nya ayah tiada kemana ayah tuju,,????
ayahku menjawab law aku mati kerjakan lah sesuwai agama katolik,
aku diam sejenak,, selanjut nya aku berkata lagi sama ayah ku,, ayah,,,,,,,
di dalam ajaran agama kristen,, kalau kita punya hutang janji apakah harus kita bayar ayah,??????

ayah ku menjawab harus di bayar

lalu ayah menyakan pada ku siapa yg punya hutang,,???

aku berkata ayah punya hutang sama aku,,?? hutang apa aku,, aku gak merasa ada utang ma kamu kata ayah ku,,
aku bilang ma ayahku..
ayah masih ingat gak waktu dulu aku, pernah ngomong ma ayah,,
ngomong apa,?? kata ayah

yah sampe sekarang aku masih ragu ayah,,?
ragu apa kata ayahku,?
sebenar nya tuhan ada berapa ayah,, dulu ayah bilang alahku
dan aku berkata lagi yesus siapa yesus anak tuhan. yesus punya anak,???
tidak,, kenapa,??? karna yesus tidak kawin, jadi istri allah siapa ayah mariam,???
kapan kawin nya ayah,,??? lalu ayah diam gak bisa ngomong apa2

lalu aku berkata lagi, kakek yesus siapa ayah,,?? yesus gak punya kakek, mengapa ayah,???? ayah ku pun diam???

mengapa di alkitab kekek yesus,
a. Yakub (Matius 1:6).
b. Eli (Lukas 3:31).
jadi yg mn yang benar,,??
mengapa di kitab kok beda, ayah ada yakub ada eli jadi yg benar yg mn,???

ayah ku pun terdiam seribu bahasa

ayah sebenar nya siapa yang menciptakan kita,??? alahku kata ayah
berapa tuhan yg menciptakan kita ayah,??
satu alah ku kata ayah
mngapa ayah bilang tuhan banyak,,?? otomatis kan masing2 tuhan mau menciptakan nya. dan bagaimana dengan aku yg dulu nya hamba nya yesus dan kemudian aku berpaling kepada bapak nya yesus, apakah anak tuhan akan murka pada ku ayah??
kata ku tidak,!!! karna jelas di dalam alkuran ayat,,,,
Surat Al-Ikhlas

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ {1} اللَّهُ الصَّمَدُ {2} لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ {3} وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ {4}

(1) Katakanlah, “Dialah Allah, Yang Maha Esa.
(2) Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadaNya segala sesuatu.
(3) Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
(4) dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.”

dan bagaimana dahlillnya alkitab tentang kesempurnaan tuhan ayah,, kalau di alkuran sangat2 jelas ayah,??
ayahku pun diam suribukata,,

ayah di dalam ajaran kristen ada gak doa lupa ayah,,?????
ayaku pun diam,
memang nya di islam ada doa nya,,??
ada ayah, ini doa nya

بسم الله أوَّلَهُ وَآخِرَهُ
BISMILLAAHI AWWALAHU WA AAKHIROHU
Dengan menyebut asma' Alloh pada permulaan dan akhiran

Bapa kami yang di surga, Dikuduskanlah nama-Mu,
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin

itu mah doa makan ayah.!!!! doa lupa nya mana,????

Bapa kami yang di surga, Dikuduskanlah nama-Mu,
segala puji tuhan yg tak pernah lupa
dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami

oh,, gitu doa nya ayah,,???
kalau di alkitab ada gak doa nya ayah,????
mungkin ada di alkitab,,kata ayah

ayah nanti di aherat siapa yg menolong kita ayah,??
yesus juru penyelamat,, kata ayahku

adakah ayat nya ayah,,???
ada kata ayahku
ini ayat nya

di kitab Yohanes 14:6 (kata Yesus kepadanya:"Akulah jalan kebenaran dan hidup, Tidak ada seorangpun yang datang jika tidak melalui aku.")

aku takut nanti yesus lupa dengan sabda nya ayah
jadi ayah mau minta tolong ma siapa kalau entar yesus lupa???

tidak munkin yesus lupa dengan sabdanya,, kata ayahku,,!!

aku masih ragu ayah mengapa di alkitab tuhan lupa dan ngira2 contoh
Kira-kira jam 3 malam (Matius 14:25, Markus 6:48), kira-kira jam 3 (Matius 27:46), Kira-kira jam 3 petang (Kisah Para Rasul 10: 3) . Kira-kira jam 4 (Yohanes 1:39), Kira-kira jam 5 petang (Matius 20:6), Kira-kira jam 5 (Matius 20:9), Kirakira jam 9 (Kisah Para Rasul 23:23),


Kira-kira jam 9 pagi (Matius 20:3), Kira-kira jam 12 (Lukas 23:44, Yohanes 19:14), (irakira pukul 12 (Matius 20:5, Yohanes 4: 6, Kisah Para Rasul 10:9), Kira-kira 2 jam (Kisah Para Rasul 19:34), Kira-kira 3 jam (Kisah Para Rasul 5:7).

ayah ku pun gak bs menjawab,,??
inilah kisah detik2nya ayah ku masuk islam,,!!! wassalam

tahu kah kamu


Aku ingin menulis tentang kamu.

Aku ingin kamu tahu apa yang aku rasakan karena aku tidak bisa mengungkapkan perasaan ini secara langsung.
Setiap kali kita berbicara bibirku selalu terkunci dan melarangku bersuara. Jadi, biarlah tulisan ini yang menggantikan isi hatiku.


Tahukah kamu. . .

Ketika saat kita berbicara dan aku hanya diam, itu artinya aku sedang kesal.
Jika aku merasakan kesal tiba tiba bahasaku bisa jadi sangat irit.
Dan aku yakin, saat kamu menghadapi situasi yang seperti itu kamupun pasti akan kesal.
Tidak membujukku juga tidak menghiburku.
Kadang aku berpikir sebenarnya aku ini dicinta atau aku hanya merasakan cinta sendiri.
Tahukah kamu. . .

Ketika kita sedang berbicara dan aku mulai terdiam.

Itu artinya aku sedang menangis.
Dengan sengaja kuredam suara tangisku agar kamu tidak mendengar isak tersedu sedu tangisku.
Karena aku tau, kamu tidak suka jika aku menangis. Padahal aku ingin didengar.
Agar kamu bisa menghiburku.
Agar kamu bisa mengurangi sedikit saja perasaan sedihku. Karena aku ingin sekali berbagi rasa pedih dan sakit ini denganmu. Tapi kamu gak pernah suka. Dan aku merasa sendiri.

Tahukah kamu. . .

Daat kita berbicara dan kamu hanya terdiam.
Aku merasa sedih sekali.
Sedih karena takut mengecewakanmu.
Sedih karena tidak bisa membuatmu bahagia.
Sedih karena aku tidak bisa menjadi yang kamu mau.
Sedih . . .kenapa aku tidak bisa mengerti kamu.
Sedih karena tidak bisa berbuat apa apa untuk menghiburmu dan aku ingin sekali menangis karenanya.
Tahukah kamu. . .
Disaat kita berbicara dan kita hanya diam, inilah hal yang paling aku takutkan.
Karena diam kita adalah pertanda perpisahan.
Meski ku tak ingin tapi aku terpaksa buat ingin.
Dan semuanya pasti akan berakhir menyedihkan bagiku.
Tahukah kamu. . .
Setiap kita berbicara dan kamu mulai tertawa.
Aku merasa sangat bahagia karena dalam tawa aku melihat cinta.
Dan aku ingin mendengar tawa itu setiap hari.
Meski suatu saat tawa itu bukan lagi untukku. . .
Tetap ku kan bahagia melihat kamu bahagia

es krim.2


Pagi ini begitu lain..
Ku terjaga dengan rasa gugup bercampur senang..


Aku berusaha menghirup tiap detik kebersamaan dan cinta dihari ini..


Hari dimana semua kenangan akan tersimpan menjadi sebuah gambar bergerak di benak terdalamku..



Nonton film..
Bisu tak berucap..
Menggenggam lembut tanganmu..
Membisikkan kata manis..
Mencubit pipi halusmu..
Bercanda hangat..
Makan es krim..
Membasahi pipi dengan sedikit air mata..
Dan semua kenangan tentang dirimu..


Saat ku menutup mata sejenak, semua kenangan itu satu persatu akan memutar kembali seperti film di dalam gelap sadarku..


Alunan kata dari bibirmu akan basahi hatiku dengan rasa rindu..


Dan..


Kapankah kita kan berjumpa lagi??


Saat mentari bersinar, hingga senja beranjak..
Kau tak lagi ada disini, di kota ini..
Aku sendirian menatap melodi rindu untukmu diantara dawai gitarku..


Tapi..


Aku percaya..
Penantian panjangku akan berakhir indah..
Aku tak tahu kapan dan dimana..
Yang kutahu pasti adalah..
Kau akan kembali..
Hanya untukku.. ^_^

ES KRIM


Terima kasih

Kau telah mengajariku cara untuk tertawa dan menangis..

Aku bahagia..
Setidaknya lebih bahagia dari orang yang ditinggalkan cinta..

Sesuap terakhir es krim vanilla ini menambah sedikit ceria ku..

Memapahku untuk membulatkan tekad..
Karena harap tak ada lagi, dan bertanya hanya kan membawamu ke indahnya fatamorgana..
Dan terlena... lagi... dan lagi...

Akhirnya akupun berkata ”sudah selesai“..

Aku senang berada di keputus-asaan yang terakhir..
Akupun bahagia, dalam satu tangisan terakhir :)

JANGAN PELET AKU


Tak pernah terpikir olehku
Semua akan jadi begini
Tak pernah terlintas dalam benakku
Hatiku akan terbagi

Mungkin bukan karena kau dan dia
Tapi karena aku yang memberi harapan
Harapan akan cinta dan kesetiaaan
Harapan akan kebahagiaan yang kuberi

Itu semua semu
Itu semua palsu
Hanya untuk melampiaskan sakit hatiku
Hanya untuk pelarianku

Kenyataan hatiku
Tak pernah ada
Untukmu dan dia

Maafkan aku
Silahkan benci aku
Silahkan caci aku

Tapi tolong..jangan..
KAU PELET AKU"